ERGONOMI
Ergonomi dikenal juga dengan istilah Psikologi Kerekayasaan, kerekayasaan faktor manusia, kerekayasaan manusia, biomekanika, psikoteknologi, psikologi eksperimen terapan.
Menurut Singleton (1972) ergonomika-teknologi dari rancangan kerja didasarkan pada ilmu-ilmu biologi manusia diantaranya anatomi, fisiologi dan psikologi.
ANATOMI
a. Antropometri (dimensi-dimensi badan)
b. Biomekanika (penerapan daya-daya)
FISIOLOGI
a. Fisiologi Kerja (penggunaan tenaga)
b. Fisiologi Lingkungan (dampak dari lingkungan fisik)
PSIKOLOGI
a. Psikologi Keterampilan (pengolahan informasi dan pengambilan keputusan )
b. Psikologi Kejuruan (pelatihan, upaya dan perbedaan individual)
Ergonomi : rancangan kerja agar efisien dan efektif
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani “ergo” = kerja dan “nomos” = hukum
Ergonomi yaitu disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya, mempelajari sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja guna mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif, efisien dan aman serta nyaman.
Fokus perhatian ergonomi erat kaitannya dengan aspek-aspek manusia dalam perencanaan dan lingkungan kerja.
Penekanan ergonomi pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental, psikologis serta dalam sistem manusia mesin yang integral, yang pada akhirnya rancangan ergonomis akan meningkatkan efisien, produktivitas kerja.
Maksud dan tujuan ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performance kerja manusia dan mampu memperbaiki pendayagunaan SDM serta meminimalisir kerusakan alat/peralatan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (Human Error). Sedangkan pendekatan khusus ergonomi merupakan aplikasi sistematis dari segala informasi yang relevan berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perencanaan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
Beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam perancangan stasiun kerja dalam organisasi antara lain:
1. Sikap dan posisi kerja
2. Antropometri dan dimensi ruang
3. Kondisi kerja
4. Efisiensi ekonomi gerak dan pengaturan fasilitas kerja
5. Energi kerja yang harus dikonsumsi
Analisis dan penelitian ergonomi mencakup :
1.Anatomi, Fisiologi, Antropometri (ukuran tubuh manusia)
2.Psikologi yang fisiologis (otak, peredaran darah), mengenai fungsi otak dan sistem saraf yang berperan dalam tingkah laku manusia.
3.Kondisi kerja yang dapat menciderai baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang.
ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari kata antropo (manusia) dan metri (ukuran). Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan intraksi manusia. Ukuran yang digunakan yaitu standar rata-rata/kurva normal
Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja, perancangan peralatan kerja, perancangan produk konsumtif, dan perancangan lingkungan kerja fisik.
Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku/bangsa, posisi tubuh.
Standar cara pengukuran posisi tubuh:
Pengukuran dimensi struktur tubuh (pengukuran dalam dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak seperti berat, tinggi saat duduk/berdiri, ukuran kepala, tinggi, panjang lutut saat berdiri/duduk, panjang lengan, dll.
Pengukuran dimensi fungsional tubuh (pengukuran saat melakukan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan atau dengan kata lain pengukuran dilakukan saat tubuh melakukan gerakan kerja dalam posisi dinamis dan banyak diaplikasikan pada proses perancangan fasilitas/ruang kerja)
CONLUSION
Data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan menggunakan produk tersebut dan dengan demikian maka perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar calon pengguna produk yang dirancang.
Faktor lain yang mempengaruhi ukuran tubuh diantaranya cacat tubuh, tebal tipisnya pakaian dan kehamilan.
0 komentar:
Posting Komentar